Tuesday, 4 April 2017

Kumpulan Doa Doa Mustajab dan Artinya


Kumpulan Doa Doa Mustajab dan Artinya - Doa Adalah salah satu sarana atau saluran langsung seorang hamba kepada sang khalik. Dengandemikian ia harus tahu tentang apa dan bagaimana cara berdoa agar di terima dan di dengar,selanjutnya uapaya ini diharapkan menghasilkan apa yang di harapkan sesuai denagn materi doa yang di panjatkan.

Addu'au Hawa Ttholab
Doa Itu adalah Permohonan
Maksudnya ialah permohonan dari yang adna/sangat rendah (manusia ) kepada yang a'la/mahatinggi kedududkanya(Allah) dalam bentuk Ucapan, di dalam Hati atau lisan.
 
Menurut bahasa do'a berasal dari kata "da'a" artinya memanggil. Sedangkan menurut istilah syara' do'a berarti "Memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu yang memudharatkan. 

Adapun lafadz do'a yang ada dalam Al- Qur'an bisa bermakna sebagai berikut: 1. Ibadah, (Q.S.Yunus: 106).
2. Perkataan atau Keluhan. (Q.S.Al Anbiya: 15), 
3. Panggilan atau seruan. (Q.S. Ar- Rum: 52), 
4. Meminta pertolongan. (Q.S.Al- Baqarah: 23),
5. Permohonan. (Q.S.Al- Mukmin: 49).
Sejatinya, tujuan berdoa adalah meningkatkan kedekatan diri kepada Allah SWT sekaligus untuk memperbaiki diri. Ibn Atha'illah dalam kitabnya Al-Hikam menjelaskan, "Bagaimana engkau menginginkan sesuatu yang luar biasa, padahal engkau sendiri tak mengubah dirimu dari kebiasaanmu? Kita banyak meminta dan berharap pada Allah, tetapi sibuknya meminta kadang membuat kita tak sempat menilai diri sendiri. Padahal, kalau kita meminta (doa) sembari berusaha untuk mengubah diri (ikhtiar), Allah akan memberikan apa yang kita minta karena doa itu hakikatnya adalah pengiring agar kita bisa mengubah diri kita."

Manfaat doa begitu besar dalam kehidupan manusia. Dengan doa, kedamaian dapat diraih, semangat hidup dapat ditingkatkan, dan emosi dapat dikendalikan. Dengan doa, ada harapan yang terbentang. Doa juga menjadi penyejuk pada saat menghadapi musibah. Doa adalah tempat kembalinya manusia setelah seharian melakukan usaha (ikhtiar).

Allah memerintahkan manusia agar berdo'a dan merendahkan diri pada-Nya, serta menjanjikan akan mengabulkan doa dan mewujudkan apa yang dipinta itu.

 Makna dan Hakikat Do’a

Arti do'a. Do’a (الدُّعَاءُ) secara bahasa bermakna permintaan, dan berdo’a berarti meminta. Sementara itu, makna do’a secara syari’at adalah meminta sesuatu yang bermanfaat, dan meminta supaya dihilangkan atau dijauhkan dari sesuatu yang membahayakan. (Majmu’ Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah 15/10, dan lihat Bada’i al-Fawa’id 3/835).

2 Jenis permintaan. Do’a tidak lepas dari permintaan supaya dilimpahi kebaikan atau supaya dihindarkan dari keburukan/marabahaya baik yang belum atau sudah terjadi. Sebab itu, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: الدُّعَاءَ يَنْفَعُ مِمَّا يَنْزِلُ، وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ “Do’a itu bermanfaat baik untuk sesuatu yang sudah turun atau yang belum turun.” (HR. Hakim 6/70; dihasankan oleh al-Albani dalam Shahih al-Jami’: 5721).
 Jika kita memperhatikan do’a-do’a Rasulullah صلى الله عليه وسلم, maka kita dapati do’a tersebut tidak lepas dari dua perkara di atas, seperti do’a Rasulullah صلى الله عليه وسلم: اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ “Ya Allah anugerahkan kepada kami kebaikan di dunia dan akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. al-Baqarah: 201). 
Rasulullah صلى الله عليه وسلم dalam sebuah haditsnya juga berdo’a:اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي فِيهَا مَعَادِي وَاجْعَلْ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلْ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ “Ya Allah perbaikilah agamaku karena (agamakulah) yang memelihara urusanku, perbaikilah duniaku karena (duniakulah) tempat hidupku (sekarang), perbaikilah akhiratku karena (akhiratkulah) tempat kembaliku, dan jadikanlah hidupku semakin bertambah segala kebaikan untukku, dan jadikanlah matiku waktu istirahat dari segala keburukan.” (HR. Muslim: 2720).

Terkadang permintaan dan perlindungan terpisah. Dan masih banyak lagi do’a-do’a Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang menggabungkan antara permintaan kebaikan dan permintaan dihindarkan dari keburukan, atau pada suatu waktu beliau meminta kebaikan secara tersendiri, dan pada waktu lain beliau meminta dihindarkan dari keburukan secara tersendiri, seperti meminta ketakwaan, meminta supaya dihindarkan dari sifat malas, terlilit hutang, dan sebagainya. 
Oleh karena itu, jika Rasulullah صلى الله عليه وسلم menjenguk orang sakit atau jika orang sakit datang kepadanya, beliau mendo’akan:اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبْ الْبَاسَ وَاشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا “Ya Allah Tuhannya manusia, hilangkanlah penyakit ini, dan sembuhkanlah karena Engkau maha menyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan bekas.” (HR. Bukhari: 5743 dan Muslim: 2191).
 Demikian pula beliau mengajari orang yang sakit untuk berdo’a, seperti Utsman bin Abil Ash رضي الله عنه saat sakit dan datang kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم, beliau memerintahnya untuk meletakkan tangan (Utsman) di tempat yang sedang sakit, lalu beliau bersabda:“Ucapkan bismillah 3 (tiga) kali lalu ucapkan do’a (di bawah ini) 7 (tujuh) kali: أَعُوذُ بِاللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ “Aku berlindung dengan kemuliaan Allah dan kekuasaan-Nya dari buruknya sesuatu yang aku jumpai atau aku khawatirkan.” (HR. Muslim: 2202).

Fadhilan dan Keutamaan Berdo'a

Do’a adalah ibadah dan salah satu bentuk ketaatan kepada Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ “Do’a adalah ibadah.” (HR. Abu Daud no. 1479, At Tirmidzi no. 2969, Ibnu Majah no. 3828 dan Ahmad 4/267; dari An Nu’man bin Basyir).

Do’a merupakan bukti benarnya iman dan pengenalan seseorang pada Allah baik dalam rububiyah, uluhiyah maupun nama dan sifat-Nya. Do’a seorang manusia kepada Rabbnya menunjukkan bahwa ia yakini Allah itu ada dan Allah itu Maha Ghoni (Maha Mencukupi), Maha Melihat, Maha Mulia, Maha Pengasih, Maha Mampu, Rabb yang berhak diibadahi semata tidak pada selainnya.

Do’a menunjukkan bukti benarnya tawakkal seseorang kepada Allah Ta’ala. Karena seorang yang berdo’a ketika berdo’a, ia berarti meminta tolong pada Allah. Ia pun berarti menyerahkan urusannya kepada Allah semata tidak pada selain-Nya.

Do’a adalah sebagai peredam murka Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, مَنْ لَمْ يَسْأَلِ اللَّهَ يَغْضَبْ عَلَيْهِ “Barangsiapa yang tidak meminta pada Allah, maka Allah akan murka padanya.” (HR. Tirmidzi no. 3373. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan). 

Berdoa hanya kepada Allah

“Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya[769]. Dan doa (ibadat) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka” (QS. 13 : 14).

Allah Maha Mengabulkan Doa

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka be
riman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (QS. 2 : 186). 

Berdoalah, Allah akan menghilangkan kesulitan dan Kesusahaanmu!

“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya)” (QS. 27 : 62).

Orang yang tidak berdoa dihukumi sombong oleh Allah

“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS. 40 : 60).

Allah mengabulkan doa orang-orang beriman dan beramal saleh

“dan Dia memperkenankan (doa) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal yang saleh dan menambah (pahala) kepada mereka dari karunia-Nya. Dan orang-orang yang kafir bagi mereka azab yang sangat keras” (QS. 42 : 26).

Adapun waktu-waktu mustajabah tersebut antara lain:

Sepertiga Akhir Malam

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Sesungguhnya Rabb kami yang Maha Berkah lagi Maha Tinggi turun setiap malam ke langit dunia hingga berbaki sepertiga akhir malam, lalu berfirman ; barangsiapa yang berdoa, maka Aku akan kabulkan, barangsiapa yang memohon, pasti Aku akan perkenankan dan barangsiapa yang meminta ampun, pasti Aku akan mengampuninya”. (Shahih Al-Bukhari, kitab Da’awaat bab Doa Nisfullail 7/149-150) 

Tatkala Berbuka Puasa

Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash Radhiyallahu ‘anhu bahwa dia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa pada saat berbuka ada doa yang tidak ditolak”. (Sunan Ibnu Majah, bab Fis Siyam La Turaddu Da’watuhu 1/321 No. 1775. Hakim dalam kitab Mustadrak 1/422. Dishahihkan sanadnya oleh Bushairi dalam Misbahuz Zujaj 2/17). 

Setelah Shalat Fardhu

Dari Abu Umamah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang doa yang paling didengar oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, beliau menjawab. “Artinya : Di pertengahan malam yang akhir dan setiap selesai shalat fardhu”. (Sunan At-Tirmidzi, bab Jamiud Da’awaat 13/30. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi 3/167-168 No. 2782). 

Pada Saat Perang Berkecamuk

Dari Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Ada dua doa yang tidak tertolak atau jarang tertolak ; doa pada saat adzan dan doa tatkala peang berkecamuk”. (Sunan Abu Daud, kitab Jihad 3/21 No. 2540. Sunan Baihaqi, bab Shalat Istisqa’ 3/360. Hakim dalam Mustadrak 1/189. Dishahihkan Imam Nawawi dalam Al-Adzkaar hal. 341. Dan Al-Albani dalam Ta’liq Alal Misykat 1/212 No. 672).
Sesaat Pada Hari Jum’at

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Abul Qasim Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Sesungguhnya pada hari Jum’at ada satu saat yang tidak bertepatan seorang hamba muslim shalat dan memohon sesuatu kebaikan kepada Allah melainkan akan diberikan padanya, beliau berisyarat dengan tangannya akan sedikitnya waktu tersebut”. (Shahih Al-Bukhari, kitab Da’awaat 7/166. Shahih Muslim, kitab Jumuh 3/5-6)

Waktu yang sesaat itu tidak boleh diketahui secara tepat dan masing-masing riwayat menyebutkan waktu tersebut secara berbeza-beza, sebagaimana yang telah disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 11/203. Dan kemungkinan besar waktu tersebut berada pada saat imam atau khatib naik mimbar hingga selesai shalat Jum’at atau hingga selesai waktu shalat ashar bagi orang yang menunggu shalat maghrib. 

Pada Waktu Bangun Tidur Pada Malam Hari

Dari ‘Amr bin ‘Anbasah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya :Tidaklah seorang hamba tidur dalam keadaan suci lalu terbangun pada malam hari kemudian memohon sesuatu tentang urusan dunia atau akhirat melainkan Allah akan mengabulkannya”. (Sunan Ibnu Majah, bab Doa 2/352 No. 3924. Dishahihkan oleh Al-Mundziri 1/371 No. 595)

Terbangun tanpa sengaja pada malam hari. (An-Nihayah fi Gharibil Hadits 1/190) Yang dimaksud dengan “ta’ara minal lail” terbangun dari tidur pada malam hari. 

Diantara Adzan dan Iqamah

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Doa tidak akan ditolak antara adzan dan iqamah”. (Sunan Abu Daud, kitab Shalat 1/144 No. 521. Sunan At-Tirmidzi, bab Jamiud Da’waat 13/87. Sunan Al-Baihaqi, kitab Shalat 1/410. Dishahihkan oleh Al-Albani, kitab Tamamul Minnah hal. 139) 

Pada Waktu Sujud Dalam Shalat

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Adapun pada waktu sujud, maka bersungguh-sungguhlah berdoa sebab saat itu sangat tepat untuk dikabulkan”. (Shahih Muslim, kitab Shalat bab Nahi An Qiratul Qur’an fi Ruku’ wa Sujud 2/48) Yang dimaksud adalah sangat tepat dan layak untuk dikabulkan doa kamu. 

Pada Saat Sedang Kehujanan

Dari Sahl bin a’ad Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Dua doa yang tidak pernah ditolak ; doa pada waktu adzan dan doa pada waktu kehujanan”. (Mustadrak Hakim dan dishahihkan oleh Adz-Dzahabi 2/113-114. Dishahihkan oleh Al- Albani dalam Shahihul Jami’ No. 3078).

Imam An-Nawawi berkata bahwa penyebab doa pada waktu kehujanan tidak ditolak atau jarang ditolak disebabkan pada saat itu sedang turun rahmat khususnya curahan hujan pertama di awal musim. (Fathul Qadir 3/340). 

Pada Saat Ajal Tiba

Dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah mendatangi rumah Abu Salamah (pada hari wafatnya), dan beliau mendapatkan kedua mata Abu Salamah terbuka lalu beliau memejamkannya kemudian bersabda. “Artinya : Sesungguhnya tatkala ruh dicabut, maka pandangan mata akan mengikutinya’. Semua keluarga gempar. Beliau bersabda : ‘Janganlah kalian berdoa untuk diri kalian kecuali kebaikan, sebab para malaikat mengamini apa yang kamu ucapkan”. (Shahih Muslim, kitab Janaiz 3/38) 

Pada Malam Lailatul Qadar

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman. “Artinya : Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar”. (Al-Qadr : 3-5) Imam As-Syaukani berkata bahwa kemuliaan Lailatul Qadar amat diharapkan doa setiap orang pasti dikabulkan. (Tuhfatud Dzakirin hal. 56)
Pada Hari Arafah Dari ‘Amr bin Syu’aib Radhiyallahu ‘anhu dari bapanya dari datuknya bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Sebaik-baik doa adalah pada hari Arafah”. (Sunan At-Tirmidzi, bab Jamiud Da’waa.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar) dan doa orang yang dizholimi.” (HR. Abu Daud no. 1536. Syaikh Al Albani katakan bahwa hadits ini hasan).

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ لاَ تُرَدُّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ ، وَدَعْوَةُ الصَّائِمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ

“Tidak doa yang tidak tertolak yaitu doa orang tua, doa orang yang berpuasa dan doa seorang musafir.” (HR. Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubro. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini shahih sebagaimana dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 1797). Dalam dua hadits ini disebutkan umum, artinya mencakup doa orang tua yang berisi kebaikan atau kejelekan pada anaknya.

Juga dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ يُسْتَجَابُ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ

“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang yang dizholimi, doa orang yang bepergian (safar) dan doa baik orang tua pada anaknya.” (HR. Ibnu Majah no. 3862. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan). Riwayat ini menyebutkan bahwa doa baik orang tua pada anaknya termasuk doa yang mustajab.

 Kumpulan Doa Doa Mustajab dan Artinya

1. Doa mohon ampunan dan rahmat Allah

رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُنْ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi” (QS. Huud: 47).

رَبَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ

“Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling Baik” (QS. Al Mu’minun: 109).

رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ

“Ya Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling baik” (QS. Al Mu’minun: 118).

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

“Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir” (QS. Al Imran: 147).

رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka” (QS. Al Imran: 16).

رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ رَبَّنَا وَآتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَى رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيعَادَ

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu”, maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji” (QS. Al Imran: 193-194).

رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي فَغَفَرَ لَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku”. Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Qashash: 16).

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir” (QS. Al Baqarah: 286).

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi” (QS. Al A’raf: 23).

2. Doa agar tergolong orang-orang beriman

رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ وَاجْعَلْ لِي لِسَانَ صِدْقٍ فِي الْآخِرِينَ وَاجْعَلْنِي مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيمِ

“Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh. an jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian. dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempusakai surga yang penuh kenikmatan” (QS. Asy Syu’ara: 83-85).

رَبَّنَا آمَنَّا فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ

“Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad)” (QS. Al Maidah: 83).

3. Doa agar diberikan keturunan yang shalih

رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ

“Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik” (QS. Al Anbiya: 89).

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

“Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh” (QS. Ash Shaffat: 100).

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ

“Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa” (QS. Al Imran: 38).

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” (QS. Al Furqan: 74).

4. Doa mohon ampunan bagi kedua orang tua dan kaum mukmini

رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ

“Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)” (QS. Ibrahim: 41).

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

“Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Hasyr: 10).

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلَا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلَّا تَبَارًا

“Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan” (QS. Nuh: 28).
Demikianlah pembahasan mengenai Kumpulan Doa Doa Mustajab dan Artinya yang dapat admin sampaikan pada kesempatan kali ini. semoga bermanfaat dan jangan lupa untuk di hafalkan serta di amalkan dan Mudah-mudahan Allah Ta’ala mengabulkan doa-doa kita dan menerima amal ibadah kita.Amin
Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar Yang Anda Sukai

No comments